Aspek menulis dan Personal Branding
Selama beberapa hari ke depan saya akan belajar
menulis melalui WA Group yang diadakan oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
(KSGN). Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Om Wijaya Kusumah selaku ketua
KSGN. Selama 20 kali pertemuan saya belajar bersama dan ujungnya semua peserta
bisa menulis dan menerbitkan buku sendiri. Setiap pertemuan akan dipandu oleh
beberapa pemateri yang ahli dibidangnya. Senin malam kemarin, untuk pertama
kalinya saya mengikuti pelatihan menulis online melalui WA grup tersebut.
Materi pertama adalah mengenai aspek menulis dan personal branding yang
disampaikan oleh Pak Agus Sampurno seorang blogger yang aktif menulis tentang
pendidikan.
Sebelum memulai materi, beliau bertanya kepada
para peserta mengenai apa yang peserta temukan ketika melakukan penelusuran
nama sendiri di internet. Banyak para peserta yang menyatakan bahwa mereka
menemukan akun medsos atau media sosial mereka sendiri di laman google. Ada
juga beberapa peserta yang menyatakan bahwa blog atau artikel mereka yang
muncul ketika melakukan penelusuran nama mereka di internet. Menurut Pak
Agus Sampurno sesuatu yang muncul dari hasil penelusuran nama di internet
tersebut merupakan jejak digital seseorang.
Dalam perkembangan dunia media sosial ada
beberapa istilah baru yang muncul sebagai contoh pansos, buzzer,
influencer dan lain sebagainya. Pansos merupakan singkatan dari panjat
sosial. Pansos biasanya dikaitkan dengan tingkah laku seseorang di
media sosial yang ingin terkenal atau diakui eksistensinya oleh orang lain
melalui cuitan atau postingan yang mengaitkan dirinya dengan orang-orang yang
sudah terkenal atau peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan. Buzzer yg
asal katanya dari buzz yang bisa diartikan sebagai dengung.
Jadi seorang buzzer akan melakukan banyak sekali cuitan atau
posting mengenai suatu hal. Biasanya seorang buzzer dibayar
oleh pihak yg berkepentingan. Influencer sebenarnya hampir
sama dengan buzzer, tetapi seorang influencer biasanya
adalah orang yg sudah terkenal dan memiliki banyak pengikut atau penggemar di
media sosial. Ia dibayar untuk menyatakan bahwa sebuah produk itu bagus.
Sehingga orang tertarik dengan produk tersebut. Jadi bisa dikatakan influencer itu
adalah orang yang sudah terkenal dan melakukan kegiatan promosi suatu produk
melalui media sosial miliknya atau media lain. Semua istilah tersebut adalah
istilah dimana dengan sigap, individu memanfaatkan media sosial. Uniknya saat
ini pun semua media mainstream seperti koran, majalah dan TV mengambil isi
berita nya di medsos.
Setelah membahas tentang istilah di atas
kemudian Pak Agus Sampurno memberikan materi tentang personal branding. Personal
branding adalah bagaimana kita membangun dan mempromosikan apa yang
akan diperjuangkan. Mungkin kita sering mendengar penggunaan istilah brand pada
merek-merek ternama seperti Apple, Samsung atau Toyota. Namun brand
activation/ aktivasi brand bisa kita terapkan juga pada diri kita. Personal
branding merupakan kombinasi unik dari keterampilan dan pengalaman
yang menjadikan kita sebagai sosok yang sekarang ada.
Personal branding lebih kepada apa yang bermanfaat atau positif yang kita bisa
bagi kepada orang lain. Tidak perlu menjadi ahli untuk berbagi. Dalam personal branding ada
PENCITRAAN dan REPUTASI. Reputasi cara mendapatkannya dengan kerja keras dan
konsistensi Pencitraan itu mudah dan cenderung tidak bertahan lama.
Perbedaannya lebih kepada bagaimana cara kita menerapkannya.
Jika seseorang ingin lakukan branding dirinya
maka disebut personal branding. Jika sebuah sekolah ingin lakukan
branding maka sebutannya menjadi school branding. Branding
erat artinya dengan pembeda dari yang sejenis Sebuah sekolah yang sadar branding dia
akan duduk bersama menentukan arah positioning nya di
masyarakat. Sementara jika guru lakukan personal branding maka ia akan fokus
pada apa yg di miliki dibanding kelemahan. Ditambah dengan peran medsos maka
personal branding guru akan makin cepat.
Menurut Pak Agus Sampurno saat beliau fokus
dengan personal branding, beliau memulai dengan brand guru kreatif.
Kemudian menuliskan hal-hal.yang orang ingin ketahui melalui tips-tips atau
resep-resep pengajaran terkini.
Langkah awal dalam menentukan personal branding
adalah dengan memilih apa yang kita suka dan kemudian menuliskannya. Niat
utamanya membagi, dan berbagi pengetahuan dan bukan menggurui. Selalu menulias
hal yang ringan dan langsung bisa menginspirasikan orang untuk melakukan. Jadi,
saat kita menulis pa yang kita suka, saat yang sama pula kita sedang
merintis personal branding kita sendiri.
Pada akhir diskusi Pak Agus memberikan
kesimpulan bahwa “berbagilah hal yang kita ingin orang lain ketahui, tidak
perlu menunggu sampai ahli, bahkan kita bisa berbagi proses yang sedang kita
jalankan”. Jika terus menerus menekuni hal yang sama dan fokus maka itu akan
menjadi brand kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar