Tugas 15 Pelatihan Menulis Online KSGN
Tema : Mendesain Pembelajaran Jarak Jauh yang Efektif
Narasumber : Indra Charismiadji
Pada pertemuan ke-13 ini sangat berbeda dengan pertemuan sebelumnya,
dimana pelatihan dilakukan melalui webex yang merupakan tools untuk melakukan
pertemuan/meeting secara online. Narasumber kali ini adalah Pak Indra
Charismiadji, seoarang pemerhati dan praktisi pendidikan 4.0.
Melalui webex, Pak indra menampilkan beberapa slide. Slide pertama
mengenai 4 pilar pendidikan UNESCO yaitu Learning to Know (belajar untuk
mengetahui), Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu), Learning to Be
(belajar untuk menjadi sesuatu), dan Learning to Live Together (belajar untuk
hidup bersama).
Learning to know memiliki pengertian bahwa ketika kita belajar kita
akan menjadi tahu. Selain itu juga menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu
berperan sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator,
transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator bagi siswanya, sehingga
peserta didik perlu dimotivasi agar timbul kebutuhan terhadap informasi,
keterampilan hidup, dan sikap tertentu yang ingin dikuasainya.
Learning to do maksudnya setelah kita mengetahui hal-hal yang baru
dari pembelajaran yang kita lakukan, kita bisa melakukan sesuatu karya atau
bentuk pekerjaan nyata dari ilmu yang telah diserap.
Learning to be mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk
manusia yang menjadi dirinya sendiri. Dengan kata lain, belajar untuk
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang
memiliki tanggung jawab sebagai manusia.
Learning to live together maksudnya dengan kita mengetahui dan kita
dapat melakukan sesuatu dari apa yang kita pelajari, selanjutnya kita dapat
melakukannya untuk diri kita sendiri dan juga untuk orang lain yang ada di
sekitar kita. Pilar keempat ini memaknai belajar sebagai upaya agar peserta
didik dapat hidup bersama dengan sesamanya secara damai untuk dapat bekerja
sama.
Berkaitan dengan 4 pilar pendidikan tersebut, Pak Indra dalam sebuah
artikelnya di sebuah media online menyatakan bahwa dunia pendidikan harus kembali
mengajarkan cara belajar (Learning How to Learn), bukan Learning What to Learn
(belajar tentang sesuatu). Semua ini tercermin dari isi pembelajaran daring
seminggu ini di mana guru masih berkutat tentang konten atau materi yang dibuat
untuk memberi tahu peserta didik daripada membiarkan mereka untuk mencari tahu
sendiri.
Beliau juga menyatakan bahwa dengan adanya internet peserta didik
dapat belajar untuk tahu, belajar untuk melakukan, belajar untuk menjadi
sesuatu, dan belajar untuk hidup bersama dengan pendekatan yang sangat berbeda
di masa pra internet di mana guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Para
pendidik cukup memfasilitasi bagaimana peserta didik dapat mencari tahu sumber
belajar yang dapat dipercaya, bukan hoax, dan bukan sekedar opini seseorang
yang kredibilitasnya masih diragukan.
Pak Indra menjelaskan bahwa saat ini kita sudah memasuki era 4.0
dimana semua serba digital. Oleh karena itu pembelajaran dalam jaringan
merupakan suatu keharusan yang dilakukan oleh guru. Tentunya dengan menentukan
tujuan yang akan dicapai dan proses pembelajarannya harus sesuai. Terkadang ada
guru yang mengirimkan video ceramah melalui aplikasi pesan singkat. Padahal
menurut Pak Indra, hal tersebut bukan merupakan pembelajaran daring. Beliau
menjelaskan seharusnya dalam pembelajaran daring siswa juga diberikan
kesempatan untuk mencipta. Karena dimasa yang akan datang, apa yang siswa
pelajari hari ini mungkin tidak akan lagi berguna di masa mendatang.
Pak indra menjelaskan model pembelajaran daring bagi siswa misalnya
menulis di blog atau membuat video di youtube. Sehingga siswa tidak terfokus
hanya pada konten materi pembelajaran. Terdapat 3 Peran guru pada abad 21
yaitu, guru sebagai leader, guru sebagai motivator, guru sebagai fasilitator.
Sehingga kolaborasi guru & murid tidak tergantikan.
Di akhir sesi beliau menyimpulkan bahwa proses pembelajaran bukan what
to learn, tapi how to learn. Pembelajaran bukan mengutamakan penyampaian
konten, tapi mendorong bagaimana siswa mau belajar.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar