Tugas 12 Pelatihan Menulis Online KSGN
Tema : Strategi Memasarkan Buku
Narasumber : Om Jay
Pada pertemuan ke-12 kali ini sedikit berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya karena dilaksanakan pada siang hari tepatnya pukul 10.00 – 12.00 WIB. Biasanya kami peserta menulis online menerima materi pada pada malam hari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Kali ini yang menjadi pemateri adalah Om Jay dengan tema “Strategi Memasaran Buku”. Sebelumya Om jay memberikan kami file presentasi dan pdf beliau saat workshop penyusunan buku ajar dan beberapa link untuk kami pelajari pada malam sebelumnya.
Di dalam file presentasinya, menurut Om Jay ada 3 cara untuk menjadi kaya di usia muda. Pertama, terlahir dari keluarga kaya. Kedua, kawin dengan anak orang kaya. Ketiga, jadilah orang yang kreatif & berkarakter. Menjadi penulis merupakan salah satu ciri orang yang kreatif dan berkarakter. Melalui kegiatan menulis kita membuat karya yang tentunya bisa memberikan kita keuntungan dari segi materi. Salah satunya adalah membuat buku. Namun untuk menghasilkan uang dari kegiatan menulis buku, tentu kita memerlukan sebuah strategi agar buku yang kita tulis bisa menghasilkan manfaat secara materi bagi kita. Oleh karena itu, perlu adanya strategi dalam memasarkan sebuah buku.
Menurut Om Jay banyak penulis setelah menerbitkan bukunya berakhir tragis. Bukunya tidak laku dijual dan akhirnya diobral. Sebab mereka tak punya strategi pemasaran buku secara jitu dan tak mau belajar tentang pentingnya marketing untuk buku.
Dari beberapa link yang Om Jay bagikan mengenai strategi memasarkan buku. Ternyata strategi yang paling menarik adalah yang ditulis dalam laman penerbitdeepublish.com.
Berikut strategi pemasaran yang dikutip dari laman penerbitdeepublish.com
Place, Tempat Yang Strategis
Setiap orang itu pada dasarnya seorang marketing. Salah satu kunci kesuksesan marketing adalah memperhatikan place atau tempat. Pemilihan tempat yang strategi, tentu akan meningkatkan hasil penjualan buku. Tempat yang strategis memudahkan untuk dijangkau dan dikenal. Tidak hanya itu, lokasi yang strategis juga salah satu cara menjaring pelanggan.
Place dalam arti luas tidak berbicara tentang dunia lokasi penjualan. Termasuk membicarakan tentang kegiatan penyaluran produk berupa barang dan jasa berupa distribusi ke produsen dan ke konsumen.
Lokasi pemasaran melibatkan beberapa pelaku. Mulai dari tim marketing, agen, retailer dan distributor. distribusi menjadi poin penting dalam strategi pemasaran untuk menjaga ketersediaan barang dan jasa yang diperlukan oleh konsumen dalam waktu dan tempat yang tepat. Percuma jika lokasi strategi namun tidak diimbangi dengan ketersediaan yang memadai.
Strategi pemasaran mengandalkan tempat saja tidak cukup. Perlu adanya strategi distribusi buku dengan cara lain. Misalnya bisa mengandalkan media sosial, membuat website khusus dan sebagainya. Untuk mencapai titik ini, kita perlu memilih saluran distribusi secara terencana dan tepat. Misalnya melakukan survei dan riset terlebih dahulu. Selama melakukan riset, ada beberapa hal yang dicatat, yaitu mencatat sifat pembeli, sifat perantara, sifat produk, pesaing dan faktor harga.
Price, Harga yang Kompetitif
Strategi pemasaran buku adalah persoalan harga. Harga mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk. Harga ditentukan berdasarkan sifat pembeli. Saat menentukan harga, adapun beberapa yang diperhatikan, misalkan mempertimbangkan letak geografisnya, frekuensi pembelian dan kebiasaan belanja masyarakat sekitar.
Harga kompetitif tentu akan menarik perhatian konsumen. Tidak heran jika pelaku marketing menetapkan harga dengan cara memberikan diskon. Diskon dijadikan icon untuk menarik minat dan perhatian calon pembeli. Meskipun diskon tersebut diberikan dengan syarat tertentu.
Penentuan harga dapat digunakan sebagai media competitor dengan produsen yang serupa. Pernah mengamati dan membandingkan toko buku satu dengan toko buku yang lain? toko Z misalnya, menjual buku dengan harga lebih mahal. Sedangkan toko X menjual dengan harga lebih murah dari toko Z. Hasilnya, konsumen memilih tokoh Z yang lebih murah, meskipun merelakan jarak lebih jauh.
Di dalam strategi pemasaran buku terdapat tiga cara menetapkan harga. Pertama, cost oriented pricing, yaitu penetapan harga berdasarkan pendekatan biaya produksi. Cost oriented pricing dibagi menjadi tiga metode, yaitu metode penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-up dan target pricing.
Metode penetapan harga berdasarkan biaya plus sering digunakan dalam perusahaan produksi. Penentuan harga biaya plus dapat dilakukan dengan cara biaya total + laba = harga jual. Sedangkan metode penetapan harga mark-up untuk menentukan harga jual dengan cara harga beli + mark up. Metode yang terakhir adalah target pricing yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan.
Kedua, demand-oriented pricing atau penetapan harga berdasarkan pendekatan kebutuhan dan permintaan. Metode ini sering ditentukan berdasarkan situasi tertentu. Ketiga, competition oriented pricing merupakan penetapan harga berdasarkan pendekatan persaingan pemasaran. Persaingan harga ini paling sering ditemui. Terutama untuk buku-buku yang sifatnya homogen.
Penepatan harga buku dapat ditentukan dengan dua metode. Yaitu metode perceived value pricing dan sealed bid pricing. Perceived value pricing salah satu upaya menetapkan harga setingkat rata-rata pasar. Sedangkan sealed bid pricing penetapan harga berdasarkan pada tawaran oleh pesaingnya.
Product, Mutu Product
Mutu produk sebagai indikasi strategi pemasaran. Kualitas produk menentukan jumlah permintaan. Mutu produk yang jelek dibandrol dengan harga sesuai dengan kualitas produk, berlaku untuk sebaliknya. Namun, jika yang terjadi mutu produk jelek dibandrol harga tinggi, tentu akan berpengaruh terhadap minat konsumen, dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan penurunan pengunjung.
Menjaga prodak menjadi kunci keberhasilan dalam melakukan strategi pemasaran. Dengan kata lain, menjaga kualitas prodak menjadi prioritas pertama. Jika penjualan di bidang buku, kualitas produk bisa saja masalah pengepakan dan penjilidan. Kecacatan dalam buku hal yang umum terjadi masalah tentang punggung buku yang tidak erat, jenis kertas dan masalah sepele lainnya.
Promotion, Kecepatan Promosi
Semua pasti tahu definisi promosi. Dalam strategi pemasaran buku ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan promosi. Diantarannya harus berani untuk ditolak, cepat dalam menawarkan dan memiliki inisiatif menawarkan. Seorang strategi pemasaran handal dan berpengalaman tidak pernah takut ditolak. Belajar dari seorang sales yang jalan kaki menawarkan produk dari rumah satu ke rumah lain. Jaminan, mereka lebih banyak ditolak daripada diterima. Namun mereka tetap menawarkan produknya.
Promosi yang baik adalah promosi yang tepat sasaran. Untuk mencapai tepat sasaran, perlu kreativitas. Selain kreativitas, konsistensi dalam melakukan promosi itu penting. pentingnya konsistensi dapat mempengaruhi minat pelanggan.
Kaitannya antara konsistensi dan kreativitas dalam promosi seperti kasus ini. Sebut toko buku A dan toko buku B. Toko buku A dan B sama-sama menjual buku serupa. Hanya saja, toko buku A memberi diskon dan memberikan buku satu gratis untuk konsumen yang membeli lebih dari tiga judul buku. Sedangkan toko buku B tidak memberikan promo sama sekali. Dari kasus tersebut, jelas toko A yang lebih menarik perhatian untuk dikunjungi.
Banyak cara menciptakan kreativitas, tidak melulu memberikan diskon. Jika kita berada di posisi toko B, salah satu meningkatkan minat konsumen dengan membuat promosi lebih kreatif dan menarik. Selain melakukan promosi dalam bentuk promo, bisa juga promosi dengan cara mengutamakan kualitas barang dan pelayanan prima.
Pelayanan prima salah satu metode promosi yang murah meriah, dan bisa diaplikasikan oleh hampir semua orang. Konsumen yang puas dengan hasil pelayanan kita, mereka secara tidak langsung akan mempromosikan produk kita ke orang lain. Dalam bahasa jawa, istilah ini yang disebut getok lambe, yaitu mempromosikan dari mulut ke mulut konsumen, tanpa kita suruh sebelumnya.
Itulah keempat poin strategi pemasaran buku. Semoga ulasan tersebut memberikan wawasan, sudut pandang dan referensi. Jika Anda memiliki buku indie, tidak ada salahnya menerapkan strategi pemasaran buku ini. Jika berhasil, maka keuntungan hasil penjualan buku bisa 100%. Barangkali, berawal dari sinilah yang akan mengantarkan kita menjadi seorang marketing handal.
Menurut Om Jay, penulis baru kebanyakan lebih memilih penerbit indie daripada penerbit mayor. Hal ini bisa dipahami karena seleksi ketat dari penerbit mayor. Kita akan merasakan sakitnya penolakan. Namun, bila buku diterima dengan baik oleh penerbit besar rasanya senang sekali karena mereka juga punya tenaga pemasaran atau marketing yg banyak.
Om Jay memberikan contoh kasus ketika beliau menang lomba naskah buku pengayaan kemdikbud tahun 2009 dan mendapatkan hadiah uang sebesar 20 juta rupiah. Waktu itu beliau merasa senang sekali karena baru pertama kali dalam hidup memegang uang sebanyak itu. Namun teman sekamar beliau, Pak Johan Wahyudi mengatakan bahwa itu belum seberapa. Sebab Pak Johan sudah merasakan dapat royalti buku sebesar 200 juta rupiah. Beliau menulis buku ajar bahasa indonesia yang diterbitkan 3 serangkai Solo. Beliau kaget juga karena tak menyangka kalau royalty buku ajar bisa sebanyak itu dari penerbit mayor. Saat itu beliau mengundang Pak Johan sebagai dosen tamu di mata kuliah kewirausahaan agar mahasiswa beliau di STMIK Muhammadiyah Jakarta dapat ilmu baru. Dari situlah beliau tahu sedikit ilmu marketing karena mengajar mata kuliah kewirausahaan
Pada sesi pertanyaan, Om Jay mempersilakan kepada para peserta menulis untuk memberikan pertanyaan. Berikut beberapa pertanyaan dari para peserta dan jawaban yang Om Jay berikan.
1. Pak Brian : Saya mau tanya. Apakah boleh naskah yang sana dikirim ke penerbit indie sekaligus penerbit mayor. Jadi sambil menunggu konfirmasi dari penerbit mayor, naskah kita bisa diterbitkan dahulu di penerbit indie. Nanti kalau ternyata diterima penerbit mayor, kita minta penerbit indie, mencabut buku kita?
Om Jay : Tidak boleh karena ada SPP yang harus kita tanda tangani.
2. Bu Tere : Saya mau tanya, Om jay. Sampai brp lama kita akan mndpt royalty dr penerbit mayor ?
Om Jay : Sampai buku itu dicetak kembali. Biasanya royalty buku 6 bulan sekali. Jadi setahun 2 kali
3. Pak Brian : Bagaimana sistem penjualan langsung oleh penulis ? Apakah penulis membeli bukunya dahulu ?
Om Jay : Biasanya kita pesan dulu dan baru bayar setelah buku laku
Om Jay mengatakan bahwa penulis juga harus bantu pemasara buku dan jangan hanya diserahkan kepada penerbit. Oleh karena itu strategi pemasaran buku harus dikuasai juga oleh para penulis buku agar bukunya laku. Kecuali buku yg ditulis bukan utk dijual. Ada 3 keuntungan seorang penulis buku yaitu: pertama dari penjualan buku secara langsung, kedua dari royalty buku dan ketika sebagai narasumber
Pada akhir sesi Om Jay memberikan kesimpulannya mengenai strategi memasarkan buku:
1. manfaatkan media sosial utk memasarkan biku.
2. Pasang iklan di media arus utama seperti koran dan majalah.
3. Adakan bedah buku.
4. Menggelar konferensi pers
5. Ajak komunikasi dengan peresensi buku kita
6. Manfaatkan kolegaa atau teman baik serta komunitas
7. Manaagtkan kesempatan yg ada dan biasanya saya jualan buku saat menjadi narsum
Berikut ada beberapa link yang Om Jay bagikan sebagai bahan referensi kita dalam memasarkan buku.
https://penerbitdeepublish.com/empat-strategi-pemasaran-buku-terjual-laris/
http://baublogging.com/promosi-buku/
https://www.kompasiana.com/johanmenulisbuku/55006d9d8133119c17fa784f/strategi-pemasaran-buku
https://penerbitdeepublish.com/cara-menerbitkan-buku-strategi-pemasaran-buku-ajar/
https://www.astamediagroup.com/blog/5-strategi-pemasaran-untuk-meningkatkan-penjualan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar