Tugas 9 Pelatihan Menulis Online KSGN
Tema : Media Pembelajaran Daring untuk Sekolah Desa dan Kota
Narasumber : Om Jay
Beberapa bulan ini, virus corona baru atau covid-19 telah menyebar ke
berbagai negara. Virus yang diduga berasal dari Wuhan, Tiongkok ini telah
menimbulkan banyak korban jiwa dan menginfeksi lebih dari ratusan ribu jiwa.
Di Indonesia, virus ini mulai menyebar pada awal Maret 2020. Saat itu
Pak Jokowi bersama Menteri Kesehatan melakukan konferensi pers dan menyatakan
bahwa ada dua warga Negara Indonesia yang telah terinfeksi virus covid-19.
Semakin hari korban yang terinfeksi di Indonesia menunjukkan peningkatan yang
mengkhawatirkan. Bahkan beberapa diantaranya telah meninggal dunia.
Di Jakarta sendiri tempat saya saat ini tinggal, korban yang
terinfeksi paling banyak diantara provinsi lainnya di Indonesia. Hal ini membuat
Pak Anies selaku Gubernur Provinsinsi DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan untuk
meliburkan sekolah baik formal maupun non formal. Kemudian langkah tersebut
diikuti dengan pemberlakuan Home Learning
atau pembelajaran di rumah bagi siswa. Berbagai media daring mulai dari whatsapp, google form, quizizz, kahoot, google classroom dan lainnya mulai banyak
digunakan kembali oleh para guru.
Virus covid-19 ternyata juga mulai menyebar ke berbagai daerah di luar
Provinsi DKI Jakarta. Hal itu menyebabkan beberapa daerah juga mulai
diberlakukan kebijakan serupa untuk meliburkan kegiatan sekolah.
Bagi siswa di Jakarta, pembelajaran Home Learning mungkin tidak
terlalu sulit karena didukung dengan berbagai fasiitas yang tersedia, mulai
dari computer, tablet, jaringan listrik dan jaringan internet yang stabil.
Namun, jangankan internet, di beberapa daerah ada yang belum teraliri listrik.
Pada materi penulisan online ini, Om Jay selaku penggagas, menyatakan
bahwa ada seorang peserta seminar di NTT yang bertanya kepada beliau. Menurut
penanya tersebut, sekolahnya di pelosok sehingga listrik hanya menyala pada
malam hari. Jaringan internet juga tidak
stabil. Pembelajaran dalam jaringan mudah-mudahan bisa dilakukan jika kondisi
listrik sudah 24 jam, atau sinyal internet sudah stabil plus ada bantuan komputer
atau minimal tablet dari pemerintah. Sehingga penanya tersebut menanyakan apa
yang bisa dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran daring? Para peserta
pelatihan diminta untuk mendiskusikan permasalahan tersebut. Dari sekian banyak
peserta yang mengikuti pelatihan, berikut beberapa pendapat yang menurut saya
relevan dengan situasi tersebut.
1. Menurut saya tidak perlu dipaksakan pembelajaran
online kalau keadaan tidak memungkinkan. Kasih penugasan rumah saja. Kumpulkan
saat masuk sekolah. Mungkin begitu pendapat saya.
2. Belajar
sekedarnya saja, tidak perlu terlalu dikendalikan. Beri siswa kebebasan untuk
belajar dengan caranya sendiri.
3. Guru
siapkan amplop amplop materi, serahkan kepada ortunya... berikan satu amplop 1
hari tentang materi tersebut dan jadikan project.
4. Dalam
pembelajarannya jaga kesehatan membuat
laporan portofolio menuliskan menurut bahasa siswa materi yang telah dibaca,
membuat mind map bacaan, apapun bisa
siswa diberikan tugas. dikumpulkan pas ketemu. apabila tak ada sarana
listrik...pas online infokan ke grup siswa.
5. Selama
14 hari, guru bisa membuat aplikasi merdeka belajar...bisa dibuat inovasi
pembelajaran😄..untuk lomba inobel
tahun 2020, mantaap ini..
6. Saya
teringat materi dari kepala pusat bahasa Gorontalo. Biarkan anak menulis, kalau
sudah menulis, sudah tentu nilainya 100 karena, memberi arti bahwa dia telah
banyak membaca.
7. Saya
akan perjuangkan Sapras tsb ada di daerah saya, Listrik melalui PLN atau
kementerian ESDM , Minimal tenaga Surya, Utk internet akan di upayakan antena
satelit, Demikian jawaban sementara Om.Jay
8. Itu
tantangan untuk menciptakan sumber listrik mandiri dari tenaga surya (jangka
panjang-gak bisa instan)
9. Menurut
pendapat saya, kita tidak usah memaksakan diri utk melakukan pembelajaran
daring bila belum siap. Baik itu siap dr sarananya (listrik, alat - alat TIK,
dan jaringan), dan belum siap krn kompetensi guru dlm menggunakan TIK masih
terbatas. Pembelajaran daring adalah salah satu opsi. Bukan satu - satunya.
10. Guru
membantu siswa membuat laporan diari
setiap hari. di kertas hvs.. tanggal 14-31. ttg apa yg dipelajari dirumah.
11. Menurut
saya untuk kebutuhan listrik memang berat, kecuali sdh ada alternatif sumber
energi yg tidak bergantung pada pemerintah. Pernah lihat di TV ada wanita
pelopor energi alternatif yg sdh keliling dunia, tp persisnya dari mana lupa.
Untuk tablet sebetulnya bisa menggunakan dana bantuan pemerintah yg tahun ini
dinaikkan nominalnya. Tentu saja setelah pembiayaan guru honorer sdh terpenuhi
secara optimal dan maksimal. Dg catatan tidak ada lagi sulap menyulap SPJ
ataupun mark up anggaran/pembelanjaan.
12. Jawaban
satu lagi Om... Gunakan wifi tanpa jaringan internet.
13. Bisa
juga dg metode kaya' kita sekarang di grup ini. Kita menggunakan WA Group.
14. Beli
genset utk solusi masalah Listrik.
15. Usul
sarpras surya panel, lebih ekonomis, rakit sendiri lihat di youtube.
16. Tidak
semua anak di sekolah saya yang orang tuanya memegang hp android, jadi ketika
sekarang ada libur 2 minggu saya kasih tugas tiap hari lewat WA dengan
mencantumkan hari dan tanggal dan meminta tolong agar temannya memberitahukan
teman yang tidak punya hp tersebut. Tugas tentunya materi yang sudah
dipelajari.
17. Betul,
kami yg dipelosok negeri blm ada apa", tahun lalu sdh ada bos afirmasi tp
sampai saat ini blm ada info bos afirmasi cair atau dananya dikembalikan.
18. Atau
temui Pemerintah kabupaten, OPD kominfo, esdm, PLN ... Minta saran terbaik dari
para ahli disana, saran yang lengkap dan bisa di wujudkan, agar PBM yang diharapkan
bisa terselenggara,
19. Anak
menulis pakai buku tulis yang ada, biarkan mereka berkarya...apapun tulisan
mereka beri penghargaan, berikutnya akan lebih bagus lagi.
20. Menurut
saya tetep tidak efektif, apalagi medianya hanya menggunakan chat whatsapp,
karna konsentrasi anak akan jauh berbeda dengan ketika tatap muka.
21. Peran
guru sangat diharapkan. Karena internet hanya malam 1.materi yang akan
diajarkan di download dulu. Jadi ketika di kls. sdh bisa di sampaikan secara
off line.
22. Pembelajaran
secara online. Karena internet hanya pada MLM. Kita bisa pembelajaran secara
online MLM hari. itulah kemudahan teknologi tak ada lagi batasan waktu dan
jarak.semua bisa dikafer. Tergantung kreatifitas dan bagaimana kita menyikapi
sebuah kekurangan
23. Ajukan
proposal untuk program CSR kebeberapa perusahaan, ad bbrp yg mw suport full ttg
peningkatan fasilitas sekolah, bahkan sampai proses penjaminan mutu sekolah.
24. Jika
sarana pendukung (listrik,koneksi internet,komputer/lptop) sdh siap langkah
selanjutnya adalah mempersiapkan guru2 yang akan menyampaikan materi secara
daring.komunikasikan media apa yg cocok digunakan. Apakah pakai aplikasi
e-learning yg sdh ad atau media lain yg dirasa mudah diterapkan.
25. Pembelajaran
dlm jaringan saat ini sangat penting diterapkan.trutama utk stuasi2 tertentu.
26. Buat
form lembar tugas , ala agenda ramadhan,, bagikan kpd siswa, Jika tdk ada
perangkat.
27. Hal
yang saya lakukan mengajukan proposal untuk mohon bantuan kepada pemerintah
minimal dinas pendidikkan untuk ikut membantu demi kemajuan pendidikkan dan
berkualitas.
28. Siswa
bisa belajar computational thinking materinya ada di buku Informatika yang
diterbitkan Penerbit ANDI Yogyakarta.
29. Saya
setuju sarana & pra sarana sangat dibutuhkan utk pembelajaran daring
apalagi daerah yg belum terjangkau internet perlu dipersiapkan oleh
pemerintah/masyarakatnya terlebih dahulu.
30. Makasih
Kesempatannta Om J. menurut pengamatan dan pengalaman lama, ada 3 cara yg dpt
ditempuh: 1. Japen 2 jamen dan 3. Japang. Japen: libatkan pemuka kampung/ msy
kaya dg infak wajib 1 HP untuk mendanai
satu rumah warganya yg sekolah. 2. Dengan menjalankan sumbangan sukarela ke
perantau Maluku di luar daerah di perkumpulannya. 3. jangka panjang,
pembrrdayaan warga kampung sendiri dengan sistem simpanan bajapuik berupa beras
genggam atau uang recehan, di gabung perpekan lalu dibelikan hp dg sistem
arisan . cara pertama telah dilakukan oleh pemuka msyrkt Pandam Gadang suliki di saat membiayai
kuliahnya Tan Malaka ke Belanda, atas usul Bu Horensma, nama yayasan itu
Engkufonds..
31. Apakah
siswa sebagian besar punya HP? Jika YA : Berikan tugas membuat vlog 5 menit apa
saja yg mereka pelajari sesuai materi per hari. Bentuk tugas bisa
individu/kelompok. File video dikumpulkan ketika masuk sekolah. Jika TIDAK :
Siswa diminta mengumpulkan resume/mind mapping materi per hari di selembar
kertas/di buku catatannya.
32. Saya
mencoba menceritakan pembelajaran yang digagas sekolah TK anak saya: sekalipun
ditempat kami berada saat ini listrik dan jaringan cukup baik, namun kondisi
ekonomi yang beragam membuat pembelajaran daring sulit untuk dilakukan. Solusi
dari sekolah adalah memberikan cetak tugas kepada orang tua, dan orang tua
diminta bekerjasama mengatur ritme belajar siswa. Demikian pengalaman yang saya
peroleh dari sekolah anak saya.
33. Ditempat
saya banyak sekolah dan sd, smp, dan sma yg tidak terjangkau oleh sinyal
enternit d listrik.. Tetapi dtahun 2019 mereka jg bisa melaksanakan unbk...
Dengan adanya kontrak pemda dengan pln d TELKOMSEL... Daerah saya Balangan kaya
dengan tambang batubara..
34. Kalau
mnurut saya...kita harus memperhatikan karakteristik siswa. Contohnya d sekolah
saya tidak semua siswa punya hp...kadang ada yg punya hp namun paket datanya g
ada... Karean perekonomian kita yg berbeda beda..
35. Kita
tidak bisa memaksakan satu metode ke semua siswa...dan juga kita harus bersikap
adil. Apalagi mengingat hanya d liburkan selama 2 minggu. kurang lebih kita
hanya kehilangan 2-3 kali pertemuan...
Biarlah siswa belajar dengan cara mereka sendiri... Cukup hanya pemberian
tugas/pr utk memperdalam materi yg telah lalu
36. Kalau
di SD, libur 2 minggu, berarti guru kelas kehilangan 12 pembelajaran (krn 1
hari 1 pembelajaran)
37. Menurut
saya cara yg paling efektif adalah dengan membuat kumpulan lembar kerja peserta
didik untuk setiap harinya. karena pengalaman stelah sehari ini mengadakan
kelas virtual masih ada beberapa siswa dan orang tua yg belum memberikan
perhatian terhadap tugas online yg diberikan.
38. Saya
kab.Balangan..Kalsel.. Kab. Baru dresmikan.. Dekat dengan wacana ibu kota
pindah.. Itu sekitar 30 km dari tempat
saya.. Dtempat saya masih banyak masyarakat nya yg tdk tersentuh dgn
pendidikan.. Aparat d pegawai nya rata 2 pendatang.. Bahkan hampir sama 80
persen dari jawa..
39. Kebetulan
ditempat kami jaringan internet lumayan stabil tp sarana tdk memadai. Tdk semua wali murid
punya HP jd utk pembelajaran daring kita kesulitan. Solusi yg kita ambil memberikan tugas utk d kerjakan d rmh.
40. Menurut
saya,,, saya juga mengajar didaerah yg jaringan boleh dikatakan tidak ada,,,
hal yang saya lakukan adalah saya bekerjasama dg orang tua,,,, meminta orang
tua memantau anaknya dalam belajar,,, buku belajar saya berikan ke anak, setiap
hari anak menulis informasi penting yg
terdapat pada bacaan yg dibacanya dg bahsa sendiri,,, sehingga 12 hari libur
berarti siswa tetap belajar,,,namun setiap hari kita kontrol orang tua dg
nelfon atau sms,,,, karna ada sebagian orang tua hp nya tidak ada wa,,,memang
butuh usaha dan pengorbanan,,, nanti kalo sudah skolah kita lihat semua tugas
siswa,,, mana yg rasanya kurang dipahami anak, itu yg kita diskusikan.
41. Menurut
saya guru merencanakan dulu tugas yg akan diberikan. Dan di share lewat
WA. Jika tdk punya hp diberitahu teman
yg rumahnya dekat ( sebagai pendidikan karakter.) Peserta didik mengerjakan
tugas. Dan dikumpulkan jika sudah masuk
sekolah. Jika listrik tdk ada. Datang ke tetangga terdekat. Dan minta ijin yang
punya listrik dan jaringan Wi-Fi . Untuk menyelesaikan tugas. Karena ekonomi
peserta didik berbeda antara satu dengan yg lainnya.
42. Hhmm..iya
bu saya lupa mempertimbangkan yg SD. Walaupun demikian menurt saya juga tidak
perlu dipaksakan merekan utk belajar...apalagi masih SD..mnurt
perkembangannya...meman masa2 mereka sangat gemar utk bermaian...apak efektif
jika digunakan metode daring ke mereka?
43. Kalau
di saya tidak efektif. Krn gurunya saja tidak paham ttg pembelajaran daring,
sekalipun pakai WA. Apalagi siswanya. Latar belakang ortu sebagian besar
petani. Yg punha hp android dalam satu kelas, paling 2 - 3 orang tua. Anak
tidak punya sama sekali.
44. anak
didik bekerja sesuai hobinya permapel dalam bentuk karya keterampilan jadi dan
bentuk laporan tertulis sederhana langkah kerjanya.
45. Metode
daringnya lewat WA aja, diberi tugas orangtuanya juga ikut menyimak dan
membimbing, kalau anak sudah menyelesaikan tugas dari guru orangtua langsung
menandatangani.
46. Belajar
sambil bermain saya rasa masih efektif untuk anak di tingkat sekolah dasar.
47. Betul
pak naf, kalau saya sengaja ngasih tugasnya lewat WA biar ortunya juga ikut
berpartisipasi krn tugas saya usahakan tiap hari, sejauh ini walau masih satu
hari orang tua selalu respon dan menyetor hasil tugas anaknya, tentunya ada
tanda tangan ortunya, semoga lancar sampai 2 minggu kedepan. Dan ketika nanti
masuk tugas anak2 lengkap😁
48. Ank
ank tdk semua punya HP. Krn zonasi. Jd guru hrs pinter menyesuaikan kondisi
peserta didik. Nah td pagi kita breefing antara kepsek, guru & seluruh
karyawan dlm rangka menyikapi kebijakan pemerintah. Khususnya wilayah kami. Nah,
dengan situasi yg mendadak, & tidak semua punya gedget, WA & medsos yg
bisa berpetualang di dunia maya, maka Bpk kepsek & kesepakatan bersama,
semua guru langsung saat itu membuat penugasan yg bersifat pembelajaran dan
bisa dikerjakan di rumah masing-masing peserta didik, tanpa hrs keluar rumah.
49. Pembelajaran
yg dilakukan ditulis atau diketik kemudian diserahkan kepada kurikulum.
50.
Kurikulum setelah terkumpul semua rencana
pembelajaran yg dibuat oleh guru, untuk pembelajaran di rumah tsb, kemudian
dishare ke wali kelas. Wali kelas menjelaskan & menginformasikan ke peserta
didik, juga kepada wali murid di kelasnya. Tugas & materi pembelajaran yang
diberikan, boleh di rumah, bila telah selesai bisa langsung dikirim ke guru
jika punya medsos. Lewat Whatsapp misalnya.
Begitulah kira-kira solusi yang diberikan oleh para peserta pelatihan
menulis. Mudah-mudahan bisa memberi gambaran bagi kita jika berada di suatu
wilayah yang tidak memiliki listrik ataupun jaringan tetapi harus melakukan
pembelajaran dalam jaringan ataupun pembelajaran jarak jauh.