Tugas 18 Pelatihan Menulis Online KSGN
Tema : Menulis Tanpa Ide
Narasumber : Budiman Hakim
Pertemuan ke-18 pada pelatihan
menulis online KSGN kali ini yang menjadi narasumber adalah Pak Budiman Hakim. Beliau
biasa disapa dengan panggilan Om Bud. Beliau mengawali karir sebagai copywriter di Advertising
Agency, Leo Burnett, kemudian pindah ke Advertising Agency Ogilvy. Selanjutnya
membangun agency sendiri yang bernama MACS909 da menduduki jabatan sebagai
Creative Advisor. Berbagai penghargaan banyak diraih baik itu di ajang festival
periklanan lokal dan internasional. Sekarang ini Budiman Hakim lebih
memfokuskan diri sebagai pengajar, baik itu di kampus, pengusaha UKM dan
korporasi di Indonesia.
“MENULIS TANPA IDE” sebenernya adalah judul buku
beliau yang terbaru. Materi yang beliau sampaikan adalah salah satu bab yang
terdapat dalam buku ini.
Menurut beliau adalah tulisan yang bagus adalah yang
mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi ketika membaca sebuah novel lalu kalian
menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat
dibilang sukses. Begitu juga kalo kita menulis buku humor, patokan bagus atau tidaknya
gampang banget. Cara menilainya cuma dengan satu pertanyaan: Apakah buku kita
mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak? Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di
situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya
adalah ‘EMOSI’.
Beliau menyatakan
bahwa ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI
dalam cerita itu. Sayangnya pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu. Ketika
kita ingin menulis, seringkali kita gak punya ide. Orang-orang banyak yang
mengistilahkan kondisi ini dengan writers’ block. Untuk mengantispasi hal ini
ada dua hal yang bisa kita lakukan.
1. MEMANFAATKAN EMOSI
Caranya
sangat sederhana. Tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita
sehari-hari. Metode ini beliau menyebutnya dengan istilah CERPENTING. Singkatan
dari Cerita Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menuliskan
peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya
sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata
lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut. Perlu dipahami
benar, bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING. Kalo bercerita tentang
anak yang terpengaruh temannya nyoba-nyoba narkoba maka itu cerita penting.
Cerpenting
haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini
disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting. Cari cerita yang paling REMEH
tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang yang menggugah
emosi kita. Misalnya kita lagi naik motor terus kehabisan bensin sementara kita
juga lupa bawa duit karena gak sempet ke ATM. Sudah jauh-jauh dorong motor pas
sampe ternyata mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? TULISKAN! Pokoknya pengalaman
remeh apapun yang kita alami, selama itu menggugah emosi? TULISKAN!
Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi
manfaatnya SANGAT PENTING. Kenapa? Kalau kita bisa menggugah emosi pembaca
dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalau kita menuliskan hal yang SANGAT
PENTING, pastinya bakalan jadi bagus banget. Jika sudah terbiasa menulis
cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis.
Menulis itu persis seperti memasak. Supaya tambah enak, tambahkanlah
bumbu-bumbu. Berikut beberapa contoh cerpenting yang pernah Om Bud tulis.
BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT
Sedang asyik makan Ifumi di
sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang
mengagetkan saya.
“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di
sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.
“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya
saya lalu cipika-cipiki dengannya.
Dengan cuek Indri langsung
bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang
judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang bagus? Emang lo
udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,” katanya, “Abis gue
bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti menyuap ifumi,
memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk.
Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”
“HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”
Coba perhatikan cerita sederhana ini. Sama sekali gak penting. Tapi memang
lucu. Kalo mau kekinian, cerita ini bisa kita bikin versi videonya. Maka jadilah konten menarik yang bisa kita
posting di IG, Youtube dan lain-lain.
Jadi mulai sekarang, setiap kita tergugah emosinya, langsung dicatat. Simpan
di laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’. Setiap kali
kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Kalau kita mau
lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada
banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.
2. MEMANCING EMOSI
Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet
bisa kita konversikan menjadi ide. Pernah kita mendengar orang berkata bahwa,
"Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa
Allah kita akan menjadi kaya." Ada lagi yang kalimat yang mengatakan,
"Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka
kebahagiaan akan datang padamu.". Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat
motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas. Saking banyaknya sampe Om
Bud curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa
demikian? Karena sepanjang pengalaman menulis, beliau juga menemukan RAHASIA
cara menulis tanpa ide. Dan setelah beliau coba tuliskan rahasianya, ternyata
FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas. Bunyinya
begini, "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU
MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."
Bagaimana kita bisa menulis kalo belom ada ide? Om Bud menekankan
bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Cara memancingnya
adalah pertama coba perhatikan sekeliling kita. Lalu tuliskan benda-benda yang
kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi
menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang
ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu
supaya ide datang. Metode ini sudah beliau praktikkan bersama partnernya yang
juga seorang penulis. Namanya Asep. Kala itu Pak Asep idenya lagi mandeg.
Kemudian Pak Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja
yang terdapat di kamarnya. Benda-benda tersebut adalah PRINTER, KERTAS, DINDING,
AC, JAM dan LAPTOP. Setelah itu, Pak Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat
yang menghubungkan semua benda tadi dan beginilah hasilnya :
"PRINTER warna hitam di
depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat
DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang
begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga
kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."
Satu hal yang perlu dicatat bahwa Pak Asep baru memanfaatkan INDERA
PENGLIHATAN. Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran,
pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Semua yang ditangkap
panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Misalnya
kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik (pendengaran), bau
Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita (penciuman), rasa kopi yang
ternyata sudah kadaluwarsa (pengecapan), rasa jijik ketika seekor kecoak
berjalan di atas kaki kita (perabaan) dan masih banyak lagi.
Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Cara
menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang. Ketika ide sudah
terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Buat yang ingin
berlatih menulis, Om Bud juga punya website thewriters.id untuk memposting tulisan di
sana. Kita tinggal register, karena web ini khusus saya buat untuk orang yang
ingin berlatih menulis. Menurut Om Bud kalo kita posting tulisan sebanyak 30
kali, bandingkan tulisan kita yang pertama dan yang terakhir. Pasti terlihat
kemajuannya. Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh
dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus berlatih. Berlatih memang sebuah
periode yang membosankan. Itu sebabnya metode ini beliau ciptakan supaya proses
latihan jadi menyenangkan.
Pada sesi pertanyaan, saya merangkun beberapa pertanyaan dan jawaban
yang saya anggap relevan dengan materi.
Apakah dalam penulisan
cerpenting itu ada ketentuanya harus
sekian halaman agar bisa jadi satu buku?
Kalo menulis tidak perlu pedulikan panjangnya berapa. Tulis dulu aja
sampe selesai. Apakah jadinya 1 halaman atau 100 halaman....itu gak masalah.
Yang penting apa yang ada di dalam hati kita telah terekspresikan sepenuhnya.
Apa saja ya bumbu agar tulisan
kita menarik?
Banyak. Misalnya kita bisa memakai kutipan orang lain. Kita bisa
memasukkan humor ke salah satu adegan cerita yang sesuai dengan konteksnya. Dan
macam-macam lagi.
Bagaimana mengubah hal remeh yg
terjadi dalam kehidupan sehari-hari menjadi cerita yang menarik?
Kalo cerita remeh tersebut ternyata bisa bikin kita terharu, sedih
atau ngakak, pas kita tuliskan pasti jadinya menarik. Karena cerita yang bagus
adalah yang menggugah emosi. Jadi emosinya udah ada. Kita tinggal menuliskannya
saja
Kalau di cerpen ada twist dan
di stand up comedy ada roasting. Dicerpenting apakah sama ?.
Itu cuma metode aja. Kalo ternyata kita menemukan twist yang bagus
silakan dipake. Kalo kita merasa itu gak membuat tulisan kita jadi bagus ya
lupakan. Dalam penulisan gak usah dipikirin rumus-rumus. Karena menulis itu
masalah imajinasi. Dan imajinasi itu selalu ngacak tanpa ada rumusnya.
Apakah Menulis cerpenting itu
tetap memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang ada atau bebas? lalu cerita yang
kita tulis apakah harus kejadian yang pernah kita alami atau boleh imajinasi
kita?
Dalam penulisan kita akan memasuki dua ruangan. Yang satu ruang
imajinasi. Yg lain ruang editing. Yg pertama harus kita masuki adalah ruang
imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas-bebasnya. Lupakan tata
bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai-nilai apapun. Setelah cerita selesai
ditulis barulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan
nilai-nilai tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.
Jika kita membuat CERPENTING,
maka tulisan yang kita buat akan pendek-pendek saja. Bagaimana kita bisa
membuatnya menjadi buku?
Bisa kita buat menjadi kumpulan cerita pendek. Kumpulan cerita pendek
banyak disukai belakkangan ini karena anak jaman now yang sering hang out di
social media lebih terbiasa membaca cerita yang tidak terlalu panjang.
Bagaimana cara melatih diksi yang
baik agar enak di baca?
Melatih diksi itu masalah jam terbang. Harus latian pelan-pelan.
Misalnya ada kalimat "Kau baluri lukaku dengan doa." Itu diksi yang
keren, kan? Seharusnya kan membaluri luka dengan salep. Lalu didoakan supaya
sembuh. Jadi kita bisa menggunakan kata yang tidak biasa dengan menggunakan
kata kerja dari subyek yang berbeda.
Kesimpulan materi malam ini yaitu untuk menulis tanpa ide, yang perlu kita
lakukan adalah memanfaatkan emosi baik itu perasaan sedih,
senang, bahagia dan sebagainya. Kemudian, memancing emosi melalui benda-benda
maupun hal-hal di sekeliling kita yang bisa kita lihat dan rasakan melalui
panca indera.