Rabu, 08 April 2020

Berlibur Ke Pantai Jetis

Oleh : Adinda Chintya Ariyanto
Kelas : 6A
SDN Harapan Mulia 03


Pada hari Kamis tepat saat libur sekolah, aku dan keluargaku berlibur ke Pantai Jetis yang berlokasi di daerah Purworejo, Jawa Tengah. Sebelum berangkat ke Pantai Jetis, aku mempersiapkan makanan dan minuman untuk kami nikmati di sana, sedangkan keluargaku mempersiapkan kendaraan yang akan kami pakai. 

Suasana di perjalanan masih sangat asri dan indah sekali karena perjalanan kami di kelilingi oleh hamparan sawah yang sangat luas sekali dan udara pagi yang sangat sejuk dan belum terlalu banyak polusi jadi kami sangat senang dan menikmati perjalanan .

Setelah sampai di pantai, kami mencari tempat yang adem untuk kita tempati. Setelah mendapatkan tempat, kami segera ganti baju di kamar mandi. Setelah itu kami lari ke pantai untuk berenang di sana dan menikmati keindahan alam yang Allah SWT berikan kepada kita semua.

Setelah tiba di pantai ternyata sudah ramai dan disana juga  banyak penjual makanan dan minuman, terus ada juga aneka macam cenderamata dan baju-baju yang lucu juga terjual di sana . Aku dan kakakku melihat-lihat cenderamata yang ingin aku beli dan baju juga buat ganti nanti kalau basah.       

Setelah itu kami sekeluarga bermain pasir bersama sepupu di sana. Tidak lama kemudian cuaca semakin panas dan kami berendam di kolam renang dan setelah itu ada seorang anak kecil yang sedang berenang di pantai dia berteriak minta tolong....toooloooong......??tolong...?? aku dan sepupu berusaha menyelamatkan anak itu.  Aku dan sepupuku membantunya tuk diantar ke ibunya. lalu aku dan sepupu melanjutkan tuk berenang lagi.

Hari menjelang sore dan ombak pun sudah mulai kencang dan langit pun sudah mulai gelap kami sekeluarga bersiap tuk pulang dan bersih-bersih diri karena abis mandi pasir. Sesampainya dirumah kami menikmati masakan yang nenek kami buat. Hari menjelang malam dan akhirnya kami tidur sampai menjelang esok pagi

Setelah jalan-jalan ke pantai hatiku merasa sangat puas sekali karena bisa menikmati panorama yang indah dan gemuruhnya suara ombak dan dapat menghilangkan kepenatan yang kesehariannya aku di sibukkan oleh banyaknya pelajaran di disekolah.

Oleh karena itu,  kalau liburan paling enak tuh pergi ke pantai hati riang dan perasaan juga plong tapi jangan lupa selama pantainya masih bersahabat (aman). Boleh pergi kepantai ya teman tapi kalau ombaknya besar lebih baik cari tempat yang aman dan nyaman. 

Okelah kalau begitu sampai disini dulu ya teman cerita dari aku liburan ke pantai jika ada waktu dan kesempatan kita sambung lagi da...da..Sekian dan terima kasih, sampai jumpa dilain kesempatan.

Pantai Klayar Yang Indah


Oleh : Elsa Dwi Damara
Kelas : 6A
SDN Harapan Mulia 03


Assalamualaikum nama saya Elsa Dwi Damara. Saya akan bercerita tentang liburan saya ke Pantai Klayar di Pacitan Jawa Timur. Kami sekeluarga berlibur ke pantai ini saat liburan selama 2 minggu. Jalannya sangat jauh dari rumah mamahku yang disolo kira2 sekitar 2 jam sampainya. Mamahku yang di Solo itu adalah tanteku. Aku biasa memanggil tante dengan sebutan mama. Begitu juga omku, aku memanggilnya dengan sebutan papa.

Di pantai klayar ini pemandangannya sangat indah dan banyak permainannya ada suara desir air hatiku sangat senang karena bisa menikmati suasana pantai dan udara yang sejuk bersama keluarga dipantai ini banyak sekali orang yang berdagang kaos, pakaian renang, ban renang, kacamata, topi dan lain-lain.

Kami sekeluarga pergi ke tengah pantai untuk berenang. Airnya dingin sekali. Saking enaknya aku dan keluargaku berenang dipantai tiba-tiba ada ombak sangat besar. Adik sepupuku hampir hanyut kebawa ombak yang sangat besar. Lalu papaku yang di Solo menolong adik sepupuku. Alhamdulillah cepat ditolong sehingga adik sepupuku tidak kebawa ombak yang besar itu.

Mamahku yang di Solo mengajak kami main mobil listrik. Jalannya sangat jauh sekali sampai ujung pantai. Kami ingin melihat suling samudra tapi kami lupa membawa uang akhirnya tidak jadi kesana. Dengan hati yang kecewa lalu kami balik lagi ketempat semula.

Hari sudah mulai sore lalu mamahku yang di Solo mengajak melihat sunset tetapi kami mampir dulu untuk sholat ashar dimusholla. Setelah selesai sholat lalu kami bersiap-siap untuk melihat sunset. Lalu mobil kami mulai berjalan tapi sayangnya setelah dipertengahan jalan, adik sepupuku ketinggalan hpnya di mushollah. Akhirnya kami putar balik kembali untuk mengambil hp sepupuku yang ketinggalan. Akhirnya kami tidak jadi melihat sunset karena hampir magrib sampai di mushollah itu. Akhirnya kami pulang lalu kami mampir dulu kerumah makan untuk makan malam, Setelah makan malam kami melanjutkan perjalanan lagi untuk pulang. Akhirnya kami sampai kerumah mamahku yang di Solo dengan selamat.

Perasaanku sangat senang karena bisa berkumpul dengan keluarga, tapi sedikit kecewa karena tidak bisa melihat sunset.

Selasa, 07 April 2020

Menulis Tanpa Ide


Tugas 18 Pelatihan Menulis Online KSGN

Tema : Menulis Tanpa Ide
Narasumber : Budiman Hakim


Pertemuan ke-18 pada pelatihan menulis online KSGN kali ini yang menjadi narasumber adalah Pak Budiman Hakim. Beliau biasa disapa dengan panggilan Om Bud. Beliau mengawali karir sebagai copywriter di Advertising Agency, Leo Burnett, kemudian pindah ke Advertising Agency Ogilvy. Selanjutnya membangun agency sendiri yang bernama MACS909 da menduduki jabatan sebagai Creative Advisor. Berbagai penghargaan banyak diraih baik itu di ajang festival periklanan lokal dan internasional. Sekarang ini Budiman Hakim lebih memfokuskan diri sebagai pengajar, baik itu di kampus, pengusaha UKM dan korporasi di Indonesia.

“MENULIS TANPA IDE” sebenernya adalah judul buku beliau yang terbaru. Materi yang beliau sampaikan adalah salah satu bab yang terdapat dalam buku ini.

Menurut beliau adalah tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi ketika membaca sebuah novel lalu kalian menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat dibilang sukses. Begitu juga kalo kita menulis buku humor, patokan bagus atau tidaknya gampang banget. Cara menilainya cuma dengan satu pertanyaan: Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak? Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’.

Beliau menyatakan bahwa ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu. Sayangnya pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu. Ketika kita ingin menulis, seringkali kita gak punya ide. Orang-orang banyak yang mengistilahkan kondisi ini dengan writers’ block. Untuk mengantispasi hal ini ada dua hal yang bisa kita lakukan.

1. MEMANFAATKAN EMOSI

Caranya sangat sederhana. Tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini beliau menyebutnya dengan istilah CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut. Perlu dipahami benar, bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING. Kalo bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya nyoba-nyoba narkoba maka itu cerita penting.

Cerpenting haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting. Cari cerita yang paling REMEH tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang yang menggugah emosi kita. Misalnya kita lagi naik motor terus kehabisan bensin sementara kita juga lupa bawa duit karena gak sempet ke ATM. Sudah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? TULISKAN! Pokoknya pengalaman remeh apapun yang kita alami, selama itu menggugah emosi? TULISKAN!

Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Kenapa? Kalau kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalau kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, pastinya bakalan jadi bagus banget. Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis.

Menulis itu persis seperti memasak. Supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu. Berikut beberapa contoh cerpenting yang pernah Om Bud tulis.

BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT
Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya.
“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.
“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya lalu cipika-cipiki dengannya.
Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”
“HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”

Coba perhatikan cerita sederhana ini. Sama sekali gak penting. Tapi memang lucu. Kalo mau kekinian, cerita ini bisa kita bikin versi videonya.  Maka jadilah konten menarik yang bisa kita posting di IG, Youtube dan lain-lain.

Jadi mulai sekarang, setiap kita tergugah emosinya, langsung dicatat. Simpan di laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’. Setiap kali kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Kalau kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.

2. MEMANCING EMOSI

Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita konversikan menjadi ide. Pernah kita mendengar orang berkata bahwa, "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa Allah kita akan menjadi kaya." Ada lagi yang kalimat yang mengatakan, "Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu.". Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas. Saking banyaknya sampe Om Bud curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian? Karena sepanjang pengalaman menulis, beliau juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide. Dan setelah beliau coba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas. Bunyinya begini, "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."

Bagaimana kita bisa menulis kalo belom ada ide? Om Bud menekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Cara memancingnya adalah pertama coba perhatikan sekeliling kita. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang. Metode ini sudah beliau praktikkan bersama partnernya yang juga seorang penulis. Namanya Asep. Kala itu Pak Asep idenya lagi mandeg. Kemudian Pak Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Benda-benda tersebut adalah PRINTER, KERTAS, DINDING, AC, JAM dan LAPTOP. Setelah itu, Pak Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda tadi dan beginilah hasilnya :

"PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong  yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."

Satu hal yang perlu dicatat bahwa Pak Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN. Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik (pendengaran), bau Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita (penciuman), rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa (pengecapan), rasa jijik ketika seekor kecoak berjalan di atas kaki kita (perabaan) dan masih banyak lagi.

Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Buat yang ingin berlatih menulis, Om Bud juga punya website  thewriters.id untuk memposting tulisan di sana. Kita tinggal register, karena web ini khusus saya buat untuk orang yang ingin berlatih menulis. Menurut Om Bud kalo kita posting tulisan sebanyak 30 kali, bandingkan tulisan kita yang pertama dan yang terakhir. Pasti terlihat kemajuannya. Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus berlatih. Berlatih memang sebuah periode yang membosankan. Itu sebabnya metode ini beliau ciptakan supaya proses latihan jadi menyenangkan.

Pada sesi pertanyaan, saya merangkun beberapa pertanyaan dan jawaban yang saya anggap relevan dengan materi.

Apakah dalam penulisan cerpenting itu ada ketentuanya  harus sekian halaman agar bisa jadi satu buku?
Kalo menulis tidak perlu pedulikan panjangnya berapa. Tulis dulu aja sampe selesai. Apakah jadinya 1 halaman atau 100 halaman....itu gak masalah. Yang penting apa yang ada di dalam hati kita telah terekspresikan sepenuhnya.

Apa saja ya bumbu agar tulisan kita menarik?
Banyak. Misalnya kita bisa memakai kutipan orang lain. Kita bisa memasukkan humor ke salah satu adegan cerita yang sesuai dengan konteksnya. Dan macam-macam lagi.

Bagaimana mengubah hal remeh yg terjadi dalam kehidupan sehari-hari menjadi cerita yang menarik?
Kalo cerita remeh tersebut ternyata bisa bikin kita terharu, sedih atau ngakak, pas kita tuliskan pasti jadinya menarik. Karena cerita yang bagus adalah yang menggugah emosi. Jadi emosinya udah ada. Kita tinggal menuliskannya saja

Kalau di cerpen ada twist dan di stand up comedy ada roasting. Dicerpenting apakah sama ?.
Itu cuma metode aja. Kalo ternyata kita menemukan twist yang bagus silakan dipake. Kalo kita merasa itu gak membuat tulisan kita jadi bagus ya lupakan. Dalam penulisan gak usah dipikirin rumus-rumus. Karena menulis itu masalah imajinasi. Dan imajinasi itu selalu ngacak tanpa ada rumusnya.

Apakah Menulis cerpenting itu tetap memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang ada atau bebas? lalu cerita yang kita tulis apakah harus kejadian yang pernah kita alami atau boleh imajinasi kita?
Dalam penulisan kita akan memasuki dua ruangan. Yang satu ruang imajinasi. Yg lain ruang editing. Yg pertama harus kita masuki adalah ruang imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas-bebasnya. Lupakan tata bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai-nilai apapun. Setelah cerita selesai ditulis barulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.

Jika kita membuat CERPENTING, maka tulisan yang kita buat akan pendek-pendek saja. Bagaimana kita bisa membuatnya menjadi buku?
Bisa kita buat menjadi kumpulan cerita pendek. Kumpulan cerita pendek banyak disukai belakkangan ini karena anak jaman now yang sering hang out di social media lebih terbiasa membaca cerita yang tidak terlalu panjang.

Bagaimana cara melatih diksi yang baik agar enak di baca?
Melatih diksi itu masalah jam terbang. Harus latian pelan-pelan. Misalnya ada kalimat "Kau baluri lukaku dengan doa." Itu diksi yang keren, kan? Seharusnya kan membaluri luka dengan salep. Lalu didoakan supaya sembuh. Jadi kita bisa menggunakan kata yang tidak biasa dengan menggunakan kata kerja dari subyek yang berbeda.

Kesimpulan materi malam ini yaitu untuk menulis tanpa ide, yang perlu kita lakukan adalah memanfaatkan emosi baik itu perasaan sedih, senang, bahagia dan sebagainya. Kemudian, memancing emosi melalui benda-benda maupun hal-hal di sekeliling kita yang bisa kita lihat dan rasakan melalui panca indera.

6 Langkah menerbitkan buku


Tugas 17 Pelatihan Menulis Online KSGN

Tema : 6 Langkah menerbitkan buku
Narasumber : Akbar Zainudin


Pertemuan ke-17 pada pelatihan menulis online KSGN kali ini diisi oleh Pak Akbar Zainudin, seorang penulis buku terkenal. Salah satu buku yang beliau tulis adalah “Man Jadda Wa Jadda. Ya seperti kita ketahui kalimat tersebut sering kita dengar sebagai salah satu kalimat motivasi bagi orang yang ingin mewujudkan impian kita.

Menurut beliau ada 6 langkah dalam menerbitkan buku. Beliau menyingkatnya dengan istilah TOJTRP.  Berikut pemaparan beliau mengenai ke-6 langkah tersebut.

Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Beliau sendiri terkenal sebagai penulis dengan tema motivasi. Sedangkan contoh lain yang kita ketahui adalah dari buku-bukunya Om Jay yang erat kaitannya dengan tema pendidikan.

Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI. Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai. Beberapa manfaat outline dalam penulisan sebuah buku adalah sebagai berikut.
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.

Langkah ketiga adalah J. Buatlah JADWAL penulisan. Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

Langkah keempat adalah T, TULISKAN. Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

Langkah kelima adalah R, REVISI. Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?
1. Data dan informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

Langkah keenam adalah kirim ke PENERBIT. Apa yang menjadi pertimbangan penerbit? Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? Buku kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca. Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit. Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya.

Setelah pemaparan mengenai 6 langkah menerbitkan buku, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan para peserta menulis. Ada beberapa pertanyaan dan jawaban yang bisa saya rangkum sebagai berikut.

Bagaimana cara agar membuat tulisan yang menarik?
Untuk membuat tulisan menjadi menarik dan enak dibaca, banyak-banyaklah berlatih. Pak Akbar sendiri mengatakan sudah hamper 30 tahun jika dihitung dari SMP beliau sudah menulis. Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. Nanti tau-tau tulisan kita sudah bagus, tau-tau kita sudah punya naskah buku, tau-tau buku kita terbit.

Bagaimana outline/ struktur daftar isi  untuk naskah fiksi dan non fiksi?
Struktur naskah Non Fiksi:
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.

Struktur naskah FIKSI;
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita

Apakah kita harus fokus pada satu tema?
Menurut Pak Akbar fokuslah pada satu tema, jika ingin lebih pada satu tema maka tema tersebut harus saling terkait. Karena ini menyangkut dengan branding.

Bagaimana menumbuhkan semangat untuk menulis sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat?
Kalau mau disiplin, dimulai dari pembiasaan. Buat jadwal menulis secara teratur, sekitar 30-60 menit setiap hari. Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. Yang penting, konsisten SETIAP HARI.

Apakah satu buku itu boleh beda-beda judul?
Ada namanya bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa berbeda-beda tema. Disarankan, satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu. Tujuannya apa, biar pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.

Bagaimana cara membuat judul yg menarik agar pembaca tertarik dan mau membaca?
Untuk membuat judul yang menarik berikut tips dari Pak Akbar.
1. Provokatif. Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih Provokatif.
Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus Ujian" dan sebagainya.
2. Jelas, Tegas, dan Sederhana.
3. Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub judul.
Contohnya, MAN JADDA WAJADA:The Art of Excellent Life

Bagaimanakah kiat-kiat menghilangkan rasa malas saat kita ingin menulis?
1. Buat target
2. Buat jadwal harian jam berapa menulis
3. Jangan menunda
4. Paksakan

Jika naskah kita pernah diterbitkan di majalah online bolehkah kita kirim ke media cetak?
Kalau artikel, hanya boleh dikirim ke satu media, baik online maupun offline. Kecuali kalau di Blog sepeti Kompasiana, boleh dikirim ke media massa yang lain.

Kesimpulan dari pelatihan ke-17 mengenai 6 langkah menerbitkan buku adalah TOJTRP yaitu Tentukan Tema
Buat Outline
Buat Jadwal
Tuliskan Ide
Revisi naskah
KIrim ke Penerbit

Menulis tentang Momen Spesial Kala Mengajar


Tugas 16 Pelatihan Menulis Online KSGN

Tema : Menulis tentang Momen Spesial Kala Mengajar
Narasumber : Munif Chatib


Pertemuan ke-16 pada pelatihan menulis online KSGN ini diisi oleh Pak Munif Chatib. Seorang penulis terkenal yang salah satu bukunya berjudul “sekolahnya manusia” merupakan buku best seller. Tema pertemuan kali ini bersama beliau adalah “Menulis tentang Momen Spesial Kala Mengajar”.

Pada awal sesi, Pak Munif memberikan sebuah video mengenai momen spesial. Berikut videonya.


Pada video tersebut beliau menjelaskan mengenai cara menulis momen spesial. Momen spesial kala mengajar adalah kejadian khusus yang terjadi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Momen spesial berpotensi masuk ke memori jangka panjang, tak terlupakan seumur hidup.

Momen spesial meliputi beberapa aspek. Pertama, perubahan motivasi. Siswa yang awalnya tidak berminat tiba-tiba karena suatu hal menjadi berminat, atau sebaliknya yang awalnya berminat hanya gara-gara beberapa hal menjadi tidak berminat. Kedua, perubahan kemampuan. Siswa yang awalnya tidak mampu menjadi mampu atau sebaliknya. Ketiga, perubahan sikap. Siswa yang awalnya tidak rajin menjadi rajin atau sebaliknya. Dari ketiga aspek tersebutlah bisa kita jadikan sebagai momen spesial kala mengajar.

Pada proses pembelajaran biasanya terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Sebenarnya dari ketiga tahapan kegiatan proses pembelajaran tersebut mempunyai peluang untuk terjadinya momen spesial. Sehingga bisa kita jadikan sebagai bahan untuk menulis.

Ada beberapa alasan mengapa momen spesial harus ditulis. Pertama, pembaca tak akan lupa seumur hidup, sebab masuk dalam memori jangka panjang. Kedua, mempunyai potensi untuk menjadi tulisan yang dibaca, dikenang, dibagi, dan dicari. Ketiga, mudah ditulis, artikel bebas, tidak ketat aturan artikel ilmiah.

Terdapat 5 momen atau pintu pembuka untuk masuk memori jangka panjang. Pertama, First Experience. Apapun kejadian ataupun pengalaman dengan siswa biasanya masuk memori jangka panjang. Kedua, relevance yaitu kejadian-kejadian yang berhubungan antara topik materi yang kita ajarkan dengan kondisi siswa. Jadi sangat berhubungan materinya dengan kondisi siswa atau kondisi satu kelas. Ketiga, rehearsal atau yang diulang-ulang. Kejadian yang diulang-ulang biasanya masuk ke memori jangka panjang. Keempat, emotional atau perasaan yang diaduk-aduk. Ada perasaan bahagia, ada perasaan takut, benci, berani terkejut dan lain-lain. Biasanya kegiatan pembelajaran yang punya muatan emotional biasanya masuk memori jangka panjang. Kelima, survival atau mengajar yang berkaitan dengan cara bertahan hidup atau untuk keselamatan hidup. Jadi jika kita bisa mengetahui kelima aspek pintu pembuka untuk masuk memori jangka panjang, maka ilmu yang diajarkan akan masuk dalam memori jangka panjang anak dan menjadi sesuatu yang tak terlupakan dalam hidup.

Tahapan menulis momen spesial menurut Pak Munif Chatib:
1.Catat/rekam kejadian momen spesial pada saat terjadi, jangan ditunda.
2.Elaborasi, mencari data-data pendukung terhadap momen spesial. Data, fakta, bertanya, imajinasi.
3.Menulis dalam bentuk artikel bebas.

Pada sesi ini Pak Munif Chatib memberikan contoh artikel yang beliau tulis mengenai momen spesial saat beliau saat diminta mengajar oleh temannya yang menjadi kepala sekolah. Kelas yang akan menjadi tempat beliau mengajar tekenal dengan muridnya yang nakal. Namun dengan berbagai metode yang cukup menarik, akhirnya beliau mampu menyadarkan para siswa di kelas tersebut bahwa para guru selama ini mendidik mereka untuk tujuan yang baik. Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas tersebut, beliau membuat artikel dengan judul “80 Menit di Kelas Neraka”. Pengalaman mengajar tersebut menjadi momen yang spesial karena menghadirkan emosi dari para siswa dan guru yang lain.

Pada sesi akhir Pak Munif memberikan kesempatan kepada para peserta pelatihan untuk memberikan pertanyaan. Beberapa pertanyaan yang relevan saya rangkum sebagai berikut.

Bagaimana mengubah label sebagai guru killer menjadi momen spesial positif?
Harus dibedakan antara guru keras dan guru tegas. Guru killer adalah sebutan untuk guru keras. Ciri-cirinya, guru keras berdampak akan dijauhi, dihindari oleh siswa. Namun guru tegas, sebaliknya, akan dirindukan oleh siswanya. Perayalah zaman sekarang, siswa kita butuh guru yg tegas. Kedisiplinan yg diterapkan oleh guru tegas akan menjadi unsur siswa suka kepada gurunya.

Ada 3 cara sederhana mejadi guru tegas. Pertama, kita menjadi gurunya, orang yg memberikan ilmu. Kedua, kita menjadi orangtuanya, kita memberikan nasihat-nasihat. Ketiga, kita menjadi sahabat siswa, dengan membuka diri untuk menerima curhat dari siswanya. Hanya yg perlu diperhatikan adalah WAKTU. Kapan kita harus jadi guru, orangtua, dan sahabat siswa-siswa kita.

Ketika kita menulis momen spesial itu apakah nama-nama tokoh harus kita tuliskan didalam cerita?
Kalau tulisan terrsebut dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya, biasanya saya langsung tulis nama siswa, sekolah dan kelasnya. Namun jika terdapat hal-hal yang privasi, saya sumirkan.

Bagaimana menyusun kata kata yang indah runtut enak dan mudah dipahami oleh  pembaca?
Tulis aja dulu. Harus yakin tulisan kita sendiri enak dibaca. Nanti pada saat edit, barulah kita mulai belajar untuk menulis lebih dulu. Proses edit bisa juga kita minta tolong untuk dibaca oleh teman, dan meminta pendapatnya.

Kesimpulan materi mengenai menulis momen spesial kala mengajar adalah.
1. Momen spesial dapat menggugah kita untuk menulis
2. Untuk awal tulis saja semampu kita tanpa kita hawatir salah dalam kaidah penulisan
3. Tuangkan semua kejadian spesial ke dalam tulisan kita
4. Guru harus bisa memainkan 3 peran yaitu menjadi guru, orang tua dan sahabat bagi siswa




Mendesain Pembelajaran Jarak Jauh yang Efektif


Tugas 15 Pelatihan Menulis Online KSGN

Tema : Mendesain Pembelajaran Jarak Jauh yang Efektif
Narasumber : Indra Charismiadji


Pada pertemuan ke-13 ini sangat berbeda dengan pertemuan sebelumnya, dimana pelatihan dilakukan melalui webex yang merupakan tools untuk melakukan pertemuan/meeting secara online. Narasumber kali ini adalah Pak Indra Charismiadji, seoarang pemerhati dan praktisi pendidikan 4.0.

Melalui webex, Pak indra menampilkan beberapa slide. Slide pertama mengenai 4 pilar pendidikan UNESCO yaitu Learning to Know (belajar untuk mengetahui), Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu), Learning to Be (belajar untuk menjadi sesuatu), dan Learning to Live Together (belajar untuk hidup bersama).

Learning to know memiliki pengertian bahwa ketika kita belajar kita akan menjadi tahu. Selain itu juga menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu berperan sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator bagi siswanya, sehingga peserta didik perlu dimotivasi agar timbul kebutuhan terhadap informasi, keterampilan hidup, dan sikap tertentu yang ingin dikuasainya.

Learning to do maksudnya setelah kita mengetahui hal-hal yang baru dari pembelajaran yang kita lakukan, kita bisa melakukan sesuatu karya atau bentuk pekerjaan nyata dari ilmu yang telah diserap.

Learning to be mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri. Dengan kata lain, belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai manusia.

Learning to live together maksudnya dengan kita mengetahui dan kita dapat melakukan sesuatu dari apa yang kita pelajari, selanjutnya kita dapat melakukannya untuk diri kita sendiri dan juga untuk orang lain yang ada di sekitar kita. Pilar keempat ini memaknai belajar sebagai upaya agar peserta didik dapat hidup bersama dengan sesamanya secara damai untuk dapat bekerja sama.

Berkaitan dengan 4 pilar pendidikan tersebut, Pak Indra dalam sebuah artikelnya di sebuah media online menyatakan bahwa dunia pendidikan harus kembali mengajarkan cara belajar (Learning How to Learn), bukan Learning What to Learn (belajar tentang sesuatu). Semua ini tercermin dari isi pembelajaran daring seminggu ini di mana guru masih berkutat tentang konten atau materi yang dibuat untuk memberi tahu peserta didik daripada membiarkan mereka untuk mencari tahu sendiri.

Beliau juga menyatakan bahwa dengan adanya internet peserta didik dapat belajar untuk tahu, belajar untuk melakukan, belajar untuk menjadi sesuatu, dan belajar untuk hidup bersama dengan pendekatan yang sangat berbeda di masa pra internet di mana guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Para pendidik cukup memfasilitasi bagaimana peserta didik dapat mencari tahu sumber belajar yang dapat dipercaya, bukan hoax, dan bukan sekedar opini seseorang yang kredibilitasnya masih diragukan.

Pak Indra menjelaskan bahwa saat ini kita sudah memasuki era 4.0 dimana semua serba digital. Oleh karena itu pembelajaran dalam jaringan merupakan suatu keharusan yang dilakukan oleh guru. Tentunya dengan menentukan tujuan yang akan dicapai dan proses pembelajarannya harus sesuai. Terkadang ada guru yang mengirimkan video ceramah melalui aplikasi pesan singkat. Padahal menurut Pak Indra, hal tersebut bukan merupakan pembelajaran daring. Beliau menjelaskan seharusnya dalam pembelajaran daring siswa juga diberikan kesempatan untuk mencipta. Karena dimasa yang akan datang, apa yang siswa pelajari hari ini mungkin tidak akan lagi berguna di masa mendatang.

Pak indra menjelaskan model pembelajaran daring bagi siswa misalnya menulis di blog atau membuat video di youtube. Sehingga siswa tidak terfokus hanya pada konten materi pembelajaran. Terdapat 3 Peran guru pada abad 21 yaitu, guru sebagai leader, guru sebagai motivator, guru sebagai fasilitator. Sehingga kolaborasi guru & murid tidak tergantikan.

Di akhir sesi beliau menyimpulkan bahwa proses pembelajaran bukan what to learn, tapi how to learn. Pembelajaran bukan mengutamakan penyampaian konten, tapi mendorong bagaimana siswa mau belajar.

Referensi

Menulis Semudah Berbicara


Tugas 14 Pelatihan Menulis Online KSGN

Tema : Menulis Semudah Berbicara
Narasumber : Melni


Pada pertemuan ke-14 kali ini yang menjadi narasumber adalah Ibu Melni. Tema kali ini yaitu menulis semudah berbicara. Mengapa demikian, karena ternyata beliau mengenalkan salah satu aplikasi dimana kita hanya tinggal berbicara, kemudian hasil rekaman suara kita diubah menjadi tulisan. Aplikasi tersebut yaitu Writer Plus.

Berikut langkah-langkah menggunakan aplikasi Writer Plus.

1.Download aplikasi melalui google playstore

2.Setelah terinstal, buka aplikasi writer plus

 3.Setelah terbuka, klik tanda + untuk memulai

4.Cari tanda microphone untuk memulai berbicara. Jika suara kita terdeteksi oleh smartphone kita, maka suara yang kita ucapkan akan berubah menjadi tulisan

5.Setelah selesai, maka kita bisa share tulisan kita tadi melalui whatsapp kemudian disalin ke wicrosoft word. Tentunya kita harus membuka whatsapp web terlebih dahulu. Berikut cara sharing melalui whatsapp.

 *Cari titik 3 pada bagian pojok kanan atas, kemudian pilih share



*Kemudian pilih text


*Terakhir pilih whatsapp untuk share ke whatsapp

Setelah selesai, silakan buka whatsapp web untuk mengcopy paste tulisan ke dalam microsoft word.

Aplikasi ini sangat simple, jadi bisa kita gunakan untuk menulis kapan saja dan dimana saja. Kita juga tidak perlu mengetik sehingga sangat mudah digunakan.Sebenarnya masih banyak aplikasi serupa yang bisa kita gunakan untuk menulis menggunakan suara. Tinggal kita cari yang kita anggap mudah. 



Berlibur Ke Pantai Jetis

Oleh :  Adinda Chintya Ariyanto Kelas : 6A SDN Harapan Mulia 03 Pada hari Kamis tepat saat libur sekolah, aku dan keluargaku be...